Judul : Dikritik Anies Baswedan Soal Pendidikan di Jakarta, Ini Jawaban Ahok
link : Dikritik Anies Baswedan Soal Pendidikan di Jakarta, Ini Jawaban Ahok
Dikritik Anies Baswedan Soal Pendidikan di Jakarta, Ini Jawaban Ahok
Ahok dan Djarot pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo. (Detikcom) |
Berita Metropolitan. Setelah diusung Gerindra dan PKS, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan langsung menyerang calon petahana, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama soal pendidikan.
Menurut Anies, dengan anggaran besar untuk tiap anak per tahunnya, kinerja pendidikan di Jakarta tidak jauh lebih baik dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Alokasi pendidikan untuk anak per tahun Rp 6 juta. "DIY mengalokasikan Rp 500 ribu per anak per tahun. Tapi kinerja pendidikannya, DIY jauh lebih baik daripada DKI," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini di RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2016).
Anies mengungkapkan, ia bersama bakal cawagubnya, Sandiaga Uno, ingin memperbaiki kualitas pendidikan di Jakarta. Orangtua, kata Anies, ingin memastikan anaknya dididik dengan baik, mulai dari segi fasilitas hingga guru.
"Sehingga, mereka punya masa depan lebih baik. Kita ingin membuat Jakarta yang lebih baik," kata Anies.
Lalu apa jawaban Ahok? Ahok malah membuat Anies mati kutu dengan berbicara sesuai data dan fakta seolah menyatakan Anies tak bisa menawarkan program yang lebih baik daripadanya.
Ia menyebut tingkat pendidikan di DKI Jakarta sudah mengungguli Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini berdasarkan perbandingan Angka Putus Sekolah (APS) yang disebutkan Ahok.
Awalnya, di depan masyarakat Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (27/9/2016), Ahok berujar indeks pembangunan manusia di Jakarta nyaris mencapai standar internasional.
"Angka indeks pembangunan manusia diukur dari lama sekolah, lama kesempatan hidup, dan daya beli. Kita sudah mencapai 78,99. Jakarta tertinggi di seluruh Indonesia," kata Ahok dalam sambutan kunjungan ke lokasi ini.
Tinggal sedikit lagi, Jakarta mencapai angka 80 standar indeks pembangunan manusia tingkat dunia. Untuk faktor tingkat lamanya masa belajar alias sekolah, Jakarta sudah mengungguli Kota Pelajar.
"Sekarang orang Jakarta rata-rata sekolah 10 tahun. Dulu Yogya lebih bagus. Dulu orang Yogya sekolahnya paling lama, enggak putus. Sekarang orang Jakarta 10 tahun, orang Yogya cuma 9 tahun rata-rata sekolah," kata Ahok.
Anak Jakarta punya masa sekolah lebih panjang karena ada Kartu Jakarta Pintar. Apalagi bila iming-iming Rp 18 juta bagi siswa yang berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri terealisasi, maka anak Jakarta bakal punya masa sekolah lebih panjang lagi. Dia menyebut angka putus sekolah SMA di Yogyakarta mencapai 13 persen, dan Jakarta hanya 0,4 persen.
Dia mengakui, kualitas guru dari Jakarta masih kalah ketimbang guru dari Yogyakarta. "Kalau bicara mutu guru, Jakarta kalah sama Yogyakarta. Orang Yogya lebih punya hati jadi guru," kata Ahok kepada wartawan.
Namun soal prestasi di bidang pendidikan, Jakarta lebih unggul ketimbang Yogyakarta. Buktinya, kata Ahok, banyak kejuaraan olimpiade hingga tingkat internasional berhasil diraih siswa-siswi dari Jakarta.
"Kalau kamu bicara pendidikan, itu banyak faktor. Kalau kamu bicara juara olimpiade-olimpiade internasional dari mana? Jakarta. Karena Jakarta lebih banyak sekolah swasta yang baik," kata dia.
Lamanya partisipasi anak sekolah di Jakarta disebutnya mengungguli Yogyakarta. Bukan hanya itu, indeks pembangunan manusia di Jakarta juga lebih unggul daripada Yogyakarta. Usia orang Jakarta dinyatakan Ahok rata-rata bisa mencapai 78 tahun.
"Kita bicara indeks pembangunan manusia, dulu Yogya nomor satu nih, lebih panjang umur segala macam. Sekarang Jakarta nomor satu," ujarnya.
Namun dia tak ingin paparannya ini berakibat tak baik terhadap hubungan DKI dengan DIY. "Kita jangan salah paham ya. Nanti orang Yogya marah sama saya lagi," kata Ahok.
Terlepas dari itu, peningkatan kualitas pendidikan termasuk sarana dan prasarananya masih perlu dilakukan. Contoh konkretnya, banyak gedung-gedung sekolah berkondisi buruk. Ini karena kontraktor yang memanipulasi pembangunan gedung sekolah, demikian kata Ahok.
"Kalau sekolah negeri agak kacau Jakarta. Karena sekolah 2.000-an. Banyak kontraktor abal-abal, pembangunannya kacau," kata dia.
Kerugian yang ditimbulkan dari kontraktor nakal pembangun gedung sekolah bisa mencapai puluhan hingga ratusan miliar. Tujuh kontraktor malah menggugat Ahok.
"Saya juga mau gugat balik perdata. Tujuh ini rata-rata pernah blacklist," kata Ahok.
Demikianlah Artikel Dikritik Anies Baswedan Soal Pendidikan di Jakarta, Ini Jawaban Ahok
Anda sekarang membaca artikel Dikritik Anies Baswedan Soal Pendidikan di Jakarta, Ini Jawaban Ahok dengan alamat link https://beritaharini9.blogspot.com/2016/09/dikritik-anies-baswedan-soal-pendidikan.html