Judul : TERBUKTI!! Hanya Butuh 1 Tahun, Inilah 6 Sarang Mafia Ini Diobok – Obok Oleh Pak Jokowi
link : TERBUKTI!! Hanya Butuh 1 Tahun, Inilah 6 Sarang Mafia Ini Diobok – Obok Oleh Pak Jokowi
TERBUKTI!! Hanya Butuh 1 Tahun, Inilah 6 Sarang Mafia Ini Diobok – Obok Oleh Pak Jokowi
Indonesia nampaknya menjadi surga para mafia. Aksi mafia ini sudah masuk ke dalam sendi kehidupan masyarakat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengatakan bahwa dirinya akan tegas menghadapi mafia yang merugikan negara. Menurutnya, Indonesia akan akan kuat menghadapi ancaman dan tantangan dengan cara menjaga persatuan, salah satunya berupaya menghindari penerapan jiwa korsa (esprit de corps) yang sempit.
"Kita harus bersikap tegas tanpa kompromi menghadapi para mafia yang merugikan kepentingan nasional kita, mulai dari mafia migas, mafia impor sampai mafia illegal fishing," kata Presiden Joko Widodo dalam acara pembekalan 793 calon perwira TNI dan Polri di Semarang.
Sejumlah sarang permainan mafia negeri ini sudah diidentifikasi Jokowi. Salah satunya sektor minyak dan gas atau migas. Selama ini minyak dari Indonesia diproses di luar negeri kemudian dibeli oleh Indonesia. Seharusnya, lanjut Jokowi, minyak Indonesia harus diproses di dalam negeri agar menekan biaya.
Jokowi menjelaskan, hal itu yang membuat uang negara bocor dan masuk ke rekening mafia minyak. "Ini yang membuat negara enggak efisien, banyak uang yang bocor," jelas Jokowi.
Menurut Jokowi, tak hanya 'bermain' di sektor migas, mafia juga ada di sektor listrik dan pertanian. "Sekarang listrik kenapa enggak beres. Kenapa enggak betul ada mafia di situ begitu juga di pertanian. Semuanya ada mafia," jelas dia.
Ketegasan Presiden Jokowi diakui oleh para 'pemain' negeri ini. Seperti saat Ketua DPR Setya Novanto (SN) melakukan pertemuan dengan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin (MS) dan pengusaha Muhammad Riza Chalid (MR) membahas perpanjangan kontrak Freeport. Mereka menyinggung sikap presiden yang keras kepala dalam membereskan negara.
"Koppignya dia buat bahaya kita," kata Setya. Koppig ialah keras kepala dalam Bahasa Belanda.
Berikut rangkuman sejumlah sarang mafia yang diobok-obok Jokowi sepanjang 2015.
1.
Mafia sepak bola
Mantan Ketua DPR Setya Novanto, dalam perbincangan perpanjangan kontrak Freeport, mengakui ketegasan Presiden Jokowi membuat susah mafia negeri ini. Salah satunya dalam bidang sepak bola.
Seperti diketahui Jokowi tetap bersikeras membekukan PSSI yang membuat FIFA menjatuhkan sanksi sehingga liga tidak bisa bergulir.
"Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kencang dia (Jokowi). Nekat pak. Wah," jelasnya
2.
Petral dibubarkan
PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral akhirnya resmi dibubarkan setelah hampir satu dekade beragam cara dilakukan untuk membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut. Pemerintahan Jokowi-JK melalui Menteri ESDM Sudirman Said dan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto memutuskan melikuidasi perusahaan yang disebut-sebut sarang mafia migas itu.
"Reputasi Petral sejak dulu lekat dengan persepsi negatif," kata Sudirman Said.
Dia memberikan sinyal bahwa keputusan ini sesuai arahan Presiden Jokowi yang disebut-sebut sudah setuju Petral dibubarkan.
"Kata presiden, masa lalu harus diputus," ucapnya.
3.
Mafia daging sapi
Pemerintah sepakat untuk mengimpor 300.000 ekor sapi untuk mengatasi kelangkaan pasokan daging. Selain itu, impor perlu dilakukan untuk dan menjaga stabilitas harga di pasaran yang hingga kini masih tinggi mencapai Rp 120.000 per kilogram.
Selain itu, impor sapi juga bakal digunakan untuk mencegah penimbunan yang sering dilakukan para mafia daging sapi.
"Jadi kemarin saya dan Mentan sudah bicara dan kita siap untuk guyur pasar. Untuk sisa tahun ini kita mungkin bisa impor 200.000 hingga Rp 300.000 ekor," ujar Menteri Perdagangan Thomas Lembong yang ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Dia menegaskan, impor sapi dilakukan untuk memberikan peringatan pada mafia penimbun daging sapi di pasaran agar harga daging sapi bisa segera diturunkan. Sapi impor akan digunakan untuk operasi pasar.
"Tapi pesan utama kami siap untuk guyur pasar supaya yang timbun-timbun stok ini juga berpikir dua kali, karena ketika kita guyur pasar, harga akan anjlok dan yang timbun itu akan mengalami kerugian finansial cukup berat. Jadi itu sementara ini pembicaraan kita," kata dia.
4.
Mafia pelabuhan
Kasus waktu bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok belakangan makin panas usai disentil Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Ini juga menjadi fokus Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli guna memberantas para mafia.
Diakui Menko Rizal, masalah dwelling time melibatkan banyak mafia, kecil maupun besar. Sehingga diperlukan bantuan kepolisian guna melibas para mafia tersebut.
"Kapolri dan kami sama-sama punya cita-cita supaya Indonesia lebih baik maju dan benar karena banyak masalah-masalah di sektor kami. Banyak masalah yang mungkin terutama karena sistem kurang bagus, kebijakan ribet, atau aturan terlalu banyak. Tapi juga ada kasus-kasus di mana ada mafia baik kecil maupun besar," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta.
Rizal Ramli mengaku bakal membentuk tim kerja untuk mengatasi permasalahan dwelling time. Tim tersebut bakal diisi jenderal-jenderal dari seluruh personil keamanan negara seperti Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
5.
Mafia pangan impor
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ada komoditi impor yang mengimpor bahan pangan cukup besar pada saat panen yang menyebabkan produksi dalam negeri mati dan petani tidak mau produksi lagi. Dia menegaskan ada tujuh perusahaan dalam negeri yang melakukan impor tersebut, namun dia belum bisa menyebutkan nama-nama perusahaannya.
"Sudah ada. Ada tujuh perusahaan. Perusahaan dalam negeri semua," ujar Badrodin di Kementerian Pertanian Jalan Harsono RM 3 Ragunan, Jakarta Selatan.
Badrodin mengatakan, akan menertibkan perusahaan yang melakukan penyimpangan itu dan pihak pemerintah yang mengeluarkan kebijakan dalam membiarkan impor tersebut akan ditertibkan juga. Sebab menurutnya, impor dilakukan atas dasar kebijakan pemerintah.
"Justru itu, kita akan tertibkan, kita telusuri mulai dari pengambilan kebijakan smpai ke perdagangan," ungkap Badrodin.
6. Mafia Pencuri Ikan
Kepala Pelaksana Harian Satuan Tugas 115 Laksamana Madya TNI Widodo mengatakan selama tahun 2015 Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menenggelamkan 107 kapal penangkap ikan ilegal. Sebanyak 39 kapal asal Vietnam, 34 asal Filipina, 21 dari Thailand, 6 asal Malaysia, 4 kapal Indonesia, 2 kapal Papua, dan 1 dari Cina.
"Seluruhnya telah diputuskan pengadilan," kata Widodo di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin, 28 Desember 2015. Kementerian memperkirakan total kerugian negara akibat aktivitas kapal ikan ilegal selama tahun 2015 sekitar Rp 300 triliun. Angka kerugian itu jauh lebih besar ketimbang anggaran Kementerian Kelautan yang sebesar Rp 10,5 triliun tahun ini, atau Rp 13,8 triliun tahun 2016 nanti. "Karena itu, harus diselamatkan," kata dia.
(beritateratas.com)
Demikianlah Artikel TERBUKTI!! Hanya Butuh 1 Tahun, Inilah 6 Sarang Mafia Ini Diobok – Obok Oleh Pak Jokowi
Anda sekarang membaca artikel TERBUKTI!! Hanya Butuh 1 Tahun, Inilah 6 Sarang Mafia Ini Diobok – Obok Oleh Pak Jokowi dengan alamat link https://beritaharini9.blogspot.com/2016/10/terbukti-hanya-butuh-1-tahun-inilah-6.html