Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen

Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen - Hallo sahabat Kabar Berita Takabur, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen
link : Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen

Baca juga


    Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen

    Hasil panen cabai merah dari petani di wilayah Todanan yang bagus ini harganya anjlok sampai Rp 5 ribu per kilogramnya. (foto: res-infoblora)
    BLORA. Keuntungan yang direncanakan bisa diraih ketika panen tiba, nampaknya tidak berlaku untuk para petani cabai merah di beberapa desa yang ada di Kecamatan Todanan. Pasalnya saat panen tiba, harga cabai merah keriting di pasaran justru jatuh sehingga membuat petani mengeluh.

    Mursidi (38) salah satu petani cabai asal Desa Ketileng yang ditemui di sawahnya, Selasa (4/7) lalu, mengatakan bahwa harga cabai yang sebelumnya mencapai Rp 18 ribu per kilogram sepekan sebelum lebaran, kini harganya semakin jatuh hingga Rp 5 ribu per kilonya.

    Kondisi itu membuat pendapatan petani semakin merosot. Padahal hasil panen kali ini berkualitas bagus dan minim terkena serangan hama.

    Para petani sedang memetik cabai merah di lahan persawahan Desa Ketileng
    Kecamatan Todanan. (foto: res-infoblora)
    "Kalau harga sedang tinggi, banyak tengkulak yang menghubungi kami untuk segera memanen cabai. Kalau kondisinya sedang seperti ini, tidak tengkulak yang menghubungi kami karena harga jatuh," ucapnya.

    Senada dengan Mursidi, hal yang sama juga diungkapkan Sukimin petani cabai merah lainnya. Menurutnya harga cabai merah di pasaran yang anjlok ini membuat pendapatan hasil panen semakin menipis, hampir seimbang dengan ongkos penanaman dan perawatan tanaman.

    "Keuntungan sangat sedikit, hampir imbang untuk menutup modal mas," ucapnya.

    Mereka memperkirakan penyebab anjloknya harga cabai merah karena banyak petani yang sedang melakukan panen raya. Sehingga banyak stok komoditas cabai merah di pasaran, sementara permintaan cabai setelah lebaran cenderung turun.

    Mursidi meminta kondisi ini jangan diperparah dengan adanya wacana impor cabai merah oleh pemerintah dari luar negeri. Menurutnya beberapa waktu lalu ia sempat menonton berita di televisi tentang rencana impor cabai, ia menolaknya.

    "Kepada pemerintah, kami minta jangan mengimpor cabai. Kami rasa seluruh petani cabai di Indonesia masih bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kami berharap harga cabai bisa kembali normal, minimal Rp 10 ribu per kilogram sudah lumayan," pungkasnya.

    Saat ditemui di sawahnya, ia mengaku sudah petik kedelapan kali dalam satu kali tanam cabai. Pohon cabai yang ditanam pada bulan Maret lalu itu memang kini mulai memasuki masa panen hingga dua bulan kedepan. (res-infoblora)


    Demikianlah Artikel Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen

    Sekianlah artikel Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Petani Cabai Merah di Todanan Keluhkan Anjloknya Harga Saat Panen dengan alamat link https://beritaharini9.blogspot.com/2017/07/petani-cabai-merah-di-todanan-keluhkan.html

    Related Posts :